Panjang hari untuk bisa melewati detik ini. Kaupun tahu, aku sampai harus jatuh tersungkur hingga babak belur agar bisa berdiri tegak seperti apa yang kau lihat dihadapanmu kini. Tapi nyatanya kita sudah sejauh ini. Jauh sekali. Kita sama-sama tahu bahwa berhenti bukan jalan satu-satunya yang harus kita ambil, mari meramu jalan tengah berdua. Berhenti hanya akan membuat kita sekarat tak berkesudahan.
Aku menuliskan satu judul ini untuk mengatakan apa yang tidak bisa kukatakan ketika semesta membawa kita pada segala pertemuan dimana kau dan aku tahu betapa waktu tidak melulu ingin kita duduk manis berdua. Aku perempuan aneh katamu, kenapa begitu? Sini duduk dulu sebentar, biar kujelaskan, ya. Perempuan yang kini bersamamu itu adalah perempuan yang awalnya memilih untuk mencintaimu dalam diamnya, namun karena semesta maunya aku bicara, maka kau bisa mendengar suaraku melalui tulisan ini juga dengan kedua mata yang seringkali kau tatap dengan penuh harapan. Aku aneh, memang, mulai dari karena tiap kali kita habis berbelanja, struk belanjaan itu kusimpan dengan rapih dalam sebuah kotak yang isinya tidak jauh dan tidak lain adalah semua tentang kita, dari tiket nonton, tiket wisata, sampai struk belanjaan kita di supermarket seperti yang sudah kubilang, tadi. Lalu jika kau tanya itu untuk apa? Jelas itu untuk mengabadikanmu. Aku suka menuliskan puisi dibalik struk itu, asal kau tahu. Jika tidak berbentuk puisi, setidaknya ia akan kutuliskan dengan kalimat aku menyayangimu, selalu. Terdengar aneh, ya? ya aneh juga aku bisa terjatuh pada manusia rumit seperti kau, jatuhku pada kedua bola matamu yang tidak pernah berhenti mengucap betapa kau menyayangiku. Aku berterima kasih untuk itu. Anehnya lagi, aku suka memotretmu diam-diam, kalau ketahuan juga tak apa, pasti tetap kulanjutkan untuk mengabadikanmu. Bukan, bukan kau dan aku dalam gambar itu, tapi hanya kau. Aku senang kalau sehabis pulang dari melepas penat, aku bisa memandangi gambar itu dengan banyak harapan yang kupanjatkan pada Tuhan. Kau tahu, kebiasaanku tidak hanya mengungkapkan padamu betapa aku menyayangi, tapi kebiasaanku yang lainnya bahkan yang ini sepertinya lebih sering kulakukan, ya sudah pasti mendoakanmu, aku meminta Tuhan untuk tetap menjaga ragamu juga hatimu, aku tahu ini terdengar begitu sederhana namun aku percaya betapa doa bisa bekerja dengan sangat amat hebatnya.
Kubiarkan kota ini menjadi saksi bisu atas perjalanan kita, semoga selamat sampai tujuan, berdua.
Komentar
Posting Komentar