Perempuan yang kau usahakan sekali bahagianya itu mengapa menangis sesenggukan semalaman? Tidak mengakuinya pada seisi semesta bahwa kau telah berdua adalah usahamu membahagiakan yang terhitung sia-sia. Pada akhirnya kau menyakitinya dengan sengaja, lalu setelah tahu diri, ia akan kemana sementara kau yang telah ia sebut sebagai rumah tempat pulangnya tidak mengakui bahwa kau adalah penghuninya.
Berani-beraninya kau ajak ia berkelana hingga membuatnya merasa tidak pantas untuk pulang lagi padamu. Mungkin saja selama ini kau menyamar sebagai rumah padahal hanya tempat singgah yang membutakan matanya, ia mengira kau rumah padahal bukan sama sekali. Lantas ia harus mengadu kemana lagi ketika yang mengusahakan bahagianya tidak lagi mengusahakan hal yang sama?
Menangis semalaman adalah jalannya untuk menenangkan hatinya yang terluka, menampung air matanya adalah pelukan kasih sayang dari dirinya untuk dirinya sendiri.
Apa yang kau usahakan tidak lagi membuatnya senang dan tenang. Kini perjalanan pulang ia tempuh dengan mata yang buta, telinga yang tuli, jadi tidak perlu lagi kau tuntun ia kemanapun, tidak perlu lagi kau sebut namanya lalu mengajaknya pulang bersama. Tidak, sebab kini ia tengah mengusahakan bahagianya sendiri, membangun rumahnya sendiri tanpa siapapun jadi tumpuannya untuk dibahagiakan seperti caramu waktu dulu.
Komentar
Posting Komentar